Rabu, 24 Juni 2015

Ragam Sulawesi Selatan

"jalang-jalangki di pantai losari.. jangki lupa singga makang pisang epe.. gullana manis pake duriang.. enna' na mamo biking lupa utanga.. jangang lupa makangki ikang bakar.. di warungna tumbakkayu, bangkoa.. sayur santanna, cobek-cobekna.. mandi keringa'.. basa tommi bajuta.." 
Itulah sepenggal lirik dari lagu pantai losari yang dibawakan oleh Anci Laricci. Sebuah lagu yang memperkenalkan salah satu landmark, tempat kunjungan wisata yang berada di Makassar, yaitu pantai losari.

Salam. Apa kareba? bajik-bajik ji?
Di pulau Sulawesi Selatan kita akan mendapatkan beberapa ragam budaya, makanan, ataupun bahasa yang berbeda-beda.

benteng Fort Rotterdam (a)
    Pantai Losari Makassar (b)
Pantai Losari, ialah tempat wisata yang memikat para pendatang untuk menikmati sang mentari berlahan tenggelam di ujung lautan. Mentari yang memancarkan cahaya merah kekuningannya, membuat kita tidak akan melewatkannya. Di sana, para pengunjung juga dapat menikmati senja tersebut sambil mencicipi makanan khas yang disebut pisang epe' dengan berbagai rasa. Para pedagang kaki lima pisang epe' yang terdapat di sepanjang jalan tepat berhadapan dengan pantai tersebut. Sebenarnya, tempat wisata di kota Makassar bukan hanya pantai losari saja. Di daerah sekitar pantai losari juga terdapat benteng pertahanan Belanda pada masa jajahannya, yaitu benteng Fort Rotterdam. Sebuah benteng yang berbentuk penyu, jika dilihat dari udara. Tetapi kini, benteng tersebut dijadikan sebagai sebuah museum.
Sumber gambar : 

hidangan coto Makassar
Setelah beberapa tempat wisata yang ada di kota Makassar, kita melangkah ke makanan yang paling khas dari pulau perairan tersebut, yaitu coto Makassar. Sebuah makanan yang memiliki cita rasa kuah yang khas dan dipadukan oleh daging sapi. Coto juga memiliki khas dengan dinikmati bersama ketupat, sehingga membuat nuansa makanan seperti pada hari lebaran. Tetapi, ketika beranjak ke sebuah daerah kabupaten Je'neponto, maka kita akan mendapatkan hidangan coto yang disajikan dengan daging kuda.



suku kajang (a)
pembuatan kapal phinisi (b)
Lanjut ke suku yang paling terkenal di Sulawesi Selatan, suku yang terdapat di daerah kabupaten Bulukumba, yaitu suku Kajang. Suku ini dikepalai oleh Amma toa'. Bagi suku ini, modernisasi tidaklah termasuk bagian dalam kehidupan mereka. Bahkan, jika ingin berkunjung ke sana, kita harus berpakaian serba hitam, dan juga tidak diperkenankan untuk membawa alat elektronik ke wilayah mereka.
Selagi masih dalam lingkup wilayah kabupaten Bulukumba, admin juga ingin memberi informasi tentang pembuatan kapal phinisi. Di kabupaten Bulukumba terdapat daerah dimana kita dapat melihat pembuatan kapal yang terkenal ini. Dibuat secara alami tanpa bantuan alat modern.
Serta di kabupaten ini pula, terdapat pantai pasir putih yang dikenal dengan sebutan pantai Bira.

Sumber gambar :


Pa'raga
For the last, admin ingin memperkenalkan sebuah budaya dari kampung halamannya, kab. Gowa yaitu tarian pa'raga. Dimana tarian ini menampilkan beberapa penari laki-laki yang memakai pakaian adat dan memainkan sepak raga takraw diiringi musik khas dari Sulawesi Selatan. Tarian ini sudah ada sejak zaman kerajaan Gowa. Tarian ini dilaksanakan pada saat acara penikahan, festival budaya, maupun acara adat lainnya.

Sumber gambar :





-end

"Bahasa daerah memang penting. Tetapi, perasaan saling menghargai antar suku budaya yang berbeda adalah yang terpenting. Gunakalah bahasa Indonesia, tetapi jaga pula setiap budaya Indonesia" (kat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar